ucapanSelamatAtasPelantikanBupatidanWakilPemerintahKabSiak.jpg
Beranda » Norman Koto Humas SPBU Codo Desa Sungai Dau Bantah Tudingan Pengisian BBM Tanpa Barcode, dan Mobil Langsir

Norman Koto Humas SPBU Codo Desa Sungai Dau Bantah Tudingan Pengisian BBM Tanpa Barcode, dan Mobil Langsir

Foto : Norman Koto Humas SPBU Codo no 13 29 36 24 24, Kecamatan Rengat Barat (Kanan) dan Rudi Walker Purba Ketua IWO INHU (Kiri)

Rudi Walker Purba Ketua IWO Inhu, “Jangan Membuat Nagasi Penggiringan Opini, Wartawan Harus Kedepankan Etika dan KEJ” 

INHU, Suaraaspirasi.com – Beredarnya pemberitaan yang mendiskreditkan membuat geram Norman Koto Humas SPBU Codo no 13 29 36 24 24, yang beralamatkan di Jalan Lintas Timur Desa Sungai Dau, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau. Terkait pemberitaan Media Online bahwa, SPBU melayani pegisian BBM untuk mobil Dum Truk angkutan batu bara, dengan BBM Subsidi Itu tidak benar, “bantah Norman, Senin (13/5/2025) petang, di kantornya.

Norman Koto, menjelaskan bahwa, berita tersebut terkesan sengaja di buat minor untuk menggiring opini publik.

Selama ini pihaknya telah menjual dan melayani konsumen sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), dan bagi kendaraan mobil Truk Tronton batu bara setiap pengisian BBM jenis Solar DEXLITE wajib memiliki Barcode.

Kami sudah melakukan pengecekan, kendaraan angkutan batu bara tersebut kesemuanya memiliki Barcode. Namun dalam pemberitaan yang telah beredar itu tidaklah benar, menurut saya itu berita hoax (dusta, red) dan sangat menyudutkan kami, “ungkapnya.

Perlu saya jelaskan, salah seorang oknum yang mengaku wartawan dari pekan baru, inisial (Is) melalui pesan WhatsApp, ia meminta dana untuk delete news (menghapus berita), sebesar tiga juta rupiah untuk tiga redaksi yang di sebut sebagai Tim. Menyikapi hal ini, saya menduga yang bersangkutan mencoba hendak melakukan pemerasan kepada kami melalui berita yang telah di unggah nya tersebut, “sebutnya.

Selain itu Norman Koto juga menjelaskan, bahwa sebelumnya pihak SPBU tidak di konfirmasi. Hal ini jelas tidak sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik. Seyogyanya orang yang mengaku wartawan tersebut haruslah konfirmasi terlebih dahulu kepada saya, agar di dapat klarifikasi yang berimbang, sehingga tidak menimbulkan fitnah. Telebih,, ini menyangkut soal nama baik SPBU kami yang sudah di cemarkan oleh oknum tersebut, “ungkapnya berintonasi tinggi.

Disinggung apakah pihak SPBU akan menempuh jalur hukum, melaporkan tiga oknum wartawan tersebut kepihak berwajib, Norman Koto mengatakan, “Tunggu arahan management dan niat baik dari oknum yang mengaku wartawan tersebut untuk klarifikasi agar yang bersangkutan dikemudian hari tidak mengulangi perbuatan yang sama, tentunya apa yang ia lakukan ini dapat mencederai profesi mulia para rekan rekan wartawan, khususnya yang bertugas melakukan peliputan di wilayah Inhu, terlebih kepada kami sebagai pihak yang dirugikan atas pemberitaan tidak berimbang tersebut, “kata Norman Koto.

Secara terpisah Rudi Walker Purba Selaku Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO), Kabupaten Inhu kepada awak media, “Mengutuk keras kepada oknum yang mengaku wartawan dari Pekanbaru ini yang tidak mengedepankan etika dan tidak menjunjung Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Sebagaimana berita penggiringan opini tanpa data, fakta yang jelas, tanpa narasumber yang jelas, tanpa konfirmasi, dan di perkuat adanya dugaan unsur pemerasan yang dilakukan ketiga oknum yang mengaku wartawan tersebut. Melalui pesan WhatsApp ia berani meminta sejumlah uang. Hal ini sangat mencoreng profesi Jurnalis, terutama kita di Inhu, “tegas Rudi bernada kesal.

Selain itu menyikapi hal ini, Rudi mengatakan tidak perlu melapor ke Dewan Pers, laporkan saja dugaan pemerasannya, bukti chat WhatsApp sudah jelas. Namun demikian, hal itu kembali kepada management SPBU nya. Apakah akan melaporkan secara hukum, atau cukup dengan jalan damai saja,, itu tergantung dari management SPBU nya, “kata Rudi.

Saya berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran buat rekan rekan wartawan, tidak ada yang kebal hukum di negeri kita ini, “harap Rudi Walker Purba mengingatkan.

Sementara itu, IS belum di konfirmasi terkait dugaan pemerasan dari percakapan pesan WhatsApp antara dirinya dan Norman Koto. Hanya saja, hasil Chat WhatsApp IS minta uang Rp. 3 juta untuk delete news.

  • Pewarta : Junaidi /Edi Dayak
  • Editor : **Red

Eksplorasi konten lain dari suaraaspirasi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan