![]() |
Foto : Kukerta UIN Suska Riau di Desa Berancah |
BENGKALIS, Suaraaspirasi.com – Salah satu Program dari Mahasiswa yang melaksanakan Kukerta dari UIN Suska Riau adalah pembuatan pupuk kompos yang disampaikan oleh salah satu mahasiswa yang ikut Kukerta di Desa Berancah yang bernama Rahmi Aulia Ranty semester VII jurusan Agroteknologi sebagai Narasumber, yang dilaksanakan di balai Desa Berancah, Rabu (9/8/2023).
Di awali dengan pembukaan kata oleh MC Ade Cindy Ariska jurusan Akuntansi semester VII.
Selanjutnya sambutan dari ibu Kepala Desa Berancah yang juga merupakan ketua Tim penggerak PKK di Desa Berancah.
Pada kesempatan ini juga ibu Kades menyampaikan rasa terima kasih nya kepada rombongan tim mahasiswa yang sedang melaksanakan Kukerta.
“Kegiatan ini sangat besar manfaatnya buat masyarakat berancah karena masyarakat mayoritas petani, ” tutup Bu Kades.
Selanjutnya, Rahmi Aulia Ranty menyampaikan dan menerangkan cara membuat pupuk kompos sebagai Biofertilizer.
UU No. 12 tahun 1992 pasal 20 ayat 2, yang berbunyi “Pelaksanaan Perlindungan Tanaman Menjadi Tanggung Jawab Masyarakat dan Pemerintah”.
“Tersirat adanya kewajiban seluruh lapisan masyarakat untuk ikut aktif dalam menghasilkan tanaman budidaya yang berkualitas serta aman untuk dikonsumsi”, tutur Rahmi.
Apa itu kompos ?
“Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dengan bantuan mikeoorganisme maupun mikroorganisme”, terang Rahmi.
Kenapa Kompos disebut Sebagai Biofertilizer? Ada 5 unsur.
1. Menyediakan unsur hara makro dan mikro
2. Sebagai penambat fosfat
3. Penambat nitrogen bahkan melindungi tanaman dari penyakit sehingga vigoritas tanaman lebih baik
4. Penghasil hormon
5. Pengikat unsur beracun bagi tanaman. Terang Rahmi
“Tahap Pengomposan ada tiga Fase yang perlu diperhatikan”, kata Rahmi.
Fase Pertama
Dekomposisi bahan organik yang mudah terurai, menghasilkan panas yang tinggi dan berlangsung singkat.
Fase Kedua
Penguraian bahan organik yang sulit terurai, kedua fase tersebut menghasilkan kompos segar.
Fase Ketiga
Pematangan kompos menjadi ikatan komplek lempung-humus yang hasilnya berupa kompos matang, ciri-cirinya tidak berbau, remah, warna kehtaman, mengandung hara dan memiliki kemampuan mengikat air.
“Manfaat Kompos ada 5”, terang Rahmi lagi.
1. Meningkatkan kesuburan
2. Menjaga kelembaban
3. Memperbaiki struktur, tekstur dan karakteristik
4. Meningkatkan kapasitas penyerapan sir
5. Menstabilkan pH tanah mendekati normal
Dan Rahmi juga menyampaikan Manfaat kompos bagi tanaman.
1. Mensuplai unsur hara
2. Meningkatkan aktivitas biologi mikroba
3. Meningkatkan kualitas hasil panen
4. Menyediakan hormon dan vitamin & menekan serangan penyakit
Dan Rahmi memberi petunjuk Cara Pengolahan Pupuk kompos :
• Siapkan media pengolahan kompos pada tempat terlindung atau tidak kena matahari langsung, bisa dibawah atap pondok atau dibawah pohon dengan alas atau lantai dibuat agak tinggi untuk menghindari genangan air.
• Campurkan bahan organik (pupuk kandang atau limbah pertanian lain) dengan serbuk gergaji, abu dan kalsit kemudian diaduk merata.
• Selama proses pengomposan, tambahkan air pada bahan organik untuk mempertahankan kadar air dan kelembaban tetap berkisar 50 s,d 60 %.
• Tumpukan bahan tersebut dibalik seminggu sekali dengan waktu proses pengomposan selama 3-4 minggu. Jika ingin mempercepat waktu pengomposan, bisa ditambahkan pupuk urea sebanyak 2,5 kg per ton bahan organik.
“Ciri-ciri kompos yang telah matang (dapat digunakan) yaitu warna menjadi coklat kehitaman, terjadi perubahan bentuk menjadi remah, tidak berbau, suhu tidak panas”, tutup Rahmi. (ZN.RN)
Eksplorasi konten lain dari suaraaspirasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.